Diposkanoleh Admin Sabtu, Agustus 04, 2012. Kumpulan judul Penelitian tindakan kelas untuk Bahasa Indonesia sudah, Matematika, IPA juga sudah. Kurang rasanya kalau tidak dilengkapi sekalian dengan mata pelajaran wajib yang ada di Sekolah Dasar (SD) lainnya. Iya, kali ini SekolahDasar.Net mau berbagi judul PTK Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD.
Diharapkan4 Contoh PTK SD Kelas 4 IPA Sudah Jadi Langsung Pakai ini merupakan salah referensi yang baik dan benar sesuai harapan anda, bisa digunakan untuk IPA, Penelitian Tindakan Kelas, PTK, SD Kelas 4, dengan demikian file tersebut bisa memenuhi dan mengakhiri pencarian. IPA Penelitian Tindakan Kelas PTK SD Kelas 4.
Vay Tiį»n Nhanh Chį» Cįŗ§n Cmnd Nợ Xįŗ„u. Inilah informasi yang dapat kami sampaikan Contoh Proposal Ptk Ips Kelas 4 Sd. Kumpulan Judul Ptk Ips Sd Contoh Usulan Ptk Sd Penelitian Tindakan Kelas Ilmu Ptk Ips Kelas Iv Menggunakan Model Pembelajaran Interaktif Penerapan Model Course Review Horay Terhadap Peningkatan Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas Contoh Judul Proposal Ptk Docx Document Proposal Penelitian Tindakan Kelas Ptk Pdf Contoh Soal Hots Mushlihatun Syarifah Berikut yang dapat admin bagikan terkait contoh proposal ptk ips kelas 4 sd. Admin Berbagi Contoh Proposal 2019 juga mengumpulkan gambar-gambar lainnya terkait contoh proposal ptk ips kelas 4 sd dibawah ini. Penerapan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Hasil Download 32 Contoh Ptk Tik Smpsmasmk Terbaru Lengkap Pdf I Peningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Cover Abstrak Daftar Isi Proposal Ptk 50 Lovely Contoh Proposal Ptk Sd Kelas 4 Thenewestautoscom Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Two Contoh Judul Ptk Penjaskes Sd Kumpulan Contoh Ptkautosaved Doc Contoh Ptk Ips Dian Wahyu Wibowo Academiaedu 41 Contoh Proposal Ptk Tinggal Edit Format Microsoft Word Proposal Ptk Sd Kelas 1 Kurikulum 2013 Pdf Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas Ptk Bagi Guru Sd Itulah gambar-gambar yang dapat kami kumpulkan mengenai contoh proposal ptk ips kelas 4 sd. Terima kasih telah mengunjungi blog Berbagi Contoh Proposal 2019.
Contoh Penelitian Tindakan Kelas PTK ā ingin berbagi kepadaa para pendidik atau yang bergerak pada bidang pendidikan yaitu berupa kumpulan karya ilmiah khususnya Contoh PTK IPSPada saat ini pendidik selalu dituntut untuk meningkatkan professional dan kemampuan pedagogilnya salah satunya adalah dengan melaksanakan penelitian tindakan dan menyusunya kedalam bentuk laporan penelitian penelitian tindakan tersebut adalah sebagai bukti bahwa pendidik telah melakukan usaha meningkatkan ptofesionalnya sesuai dengan tugasnya sebagai pendidik. Penelitian tindakan kelas PTK yang di lakukan oleh guru juga memiliki manfaat bagi pendidik, siswa dan satuan pendidik untuk dapat meningkatkan proses pembelajaran di kelasnya sehingga siswa memperoleh pembelajaran yang terarah untuk memaksimalkan mencapai tujuan pembelajaran yang di penelitian tindakan ini juga sebagai salah satu unsur wajib yang harus penuhi oleh seorang pendidik yang bersetatus PNS/ASN untuk memenuki poin Angka Kredit untuk naik pangkat ke tingkat lebih tinggi. Maka dari itu pendidik sangat perlu menguasai tehnik melaksanakan dan menyusun laporan penelitian tindakan kelas PTKSelain bagi pendidik/guru Penelitian tindakan kelas ini juga di pelajari oleh mahasiswa jurusan pendidikan sebagai salah satu mata kuliah, dan juga sebagai kegiatan praktek pemantapan pembelajaran serta terkadang bisa digunakan untuk menyusun tugas akhir atau sekripsiContoh PTK IPSBerikut ini kami bagikan contoh PTK IPS dalam bentuk file word doc lengkap dari BAB 1-5 dan lampiran PTK IPS, dalam artikel ini kami sediakan berbagai judul PTK IPS dari Berbagai jenjsang SD, SMP dan SMA sehingga mudah digunakan sebagai Contoh PTK selanjutnya tingan menyesuaikan dengan keperluancontoh PTK IPS ini dapat digunakan sebagai contoh atau refrense dalam menentukan Judul PTK terkait mata pelajaran IPS, menyusun Proposal PTK IPS dan tentunya Laporan PTK IPSBerikuti ini Contoh Penelitian Tindakan Kelas PTK berkaitan dengan mata pelajaran atau muatan pelajaran IPSDownload Contoh PTK IPS file LengkapMENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADAMATERI ALAT TRANSPORTASI DOWNLOADModel Pembelajaran Terarah dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPS DOWNLOADPemanfaatan Alat Praga dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa pada Matan Pelajaran IPS DOWNLOADMetode Pemberin Tugas dalam Mata Pelajaran IPS DOWNLOADMEDIA GAMBAR GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DOWNLOADMetode Ceramah Dengan Metode Kerja Kolompok Berpegaruh Terhadap Hasil Belajar IPS DOWNLOADMelalui Gabungan Metode Ceramah Dengan Metode Belajar Aktif Model Pengajaran Autentik Meningkatkan Prestasi Belajar IPS DOWNLOADPembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share Meningkatkan Prestasi Belajar IPS DOWNLOADLihat Contoh PTK Lainnya DisiniUnduh File Contoh Laporan PTK Lengkap Lainnya Demikian dapat paparkan dalam artikel ini tentang Contoh Penelitian Tindakan Kelas PTK IPS semoga bermanfaat dan mohon masukan dan tuliskan pada kolom komentar.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE KERJA KELOMPOK Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas V SD Negeri 02 Cadassari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta Diajukan Untuk Mengikuti Ujian Sidang Proposal Penelitian Pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Indonesia Kampus Purwakarta Oleh PIPIN SRIMULYANINGSIH NIM. 0801898 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS PURWAKARTA 2010 A. JUDUL PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE KERJA KELOMPOK B. LATAR BELAKANG Pendidikann nasional berfungsi untuk mengembanngkan kemampuan serta mutu kehidupan dan martabat manusia di Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Pada kurikulim Sekolah Dasar baik kurikulum tahun 1984 maupun kurikulum 2004 yang terkenal deengan sebutan Kurikulum Berbasis Kopetensi KBK. Dalam pengatahuan sosial yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan pengetahuan sosial secara nasional, karena saat ini kesejahteraan bangsa tidak hanya mengandalkan sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik, tetapi bersumber pada modal intelektual sosial dan kepercayaan. Kompetensi pengetahuan sosial menjamin kebutuhan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Penguasaan prinsip-prinsip sosial ekonomi budaya dan kewarganegaraan, sehingga tumbuh generasi yang kuat dan berakhlak Kurikulum 2004. Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK tersebut seyogyanya tercipta suatu kondisi pembelajaran yang memenuhi kriteria, baik ditinjau dari pengembangan, isi, bahan, pelajaran yang tepat dan sesuai dengan tuntutan kurikulum dan bagaimana pula pendekatan strategi dan metode serta teknik mengajar yang harus dilakukan agar tujuan belajar mengajar berhasil dengan baik. 1 Kenyataan yang ada di lapangan menunjukan hasil belajar pengetahuan sosial ternyata kurang bermakna, sering terjadi guru medriil atau berusaha payah mengajari siswa dengan materi-materi baru dengan alasan pencapaian target kurikulum. Oleh sebab itu kegiatan-kegiatan intelektual belum terlakasana sepenuhnya, bahkan hasil pengamatan di lapangan proses pembelajaran Pengetahuan Sosial belum terlaksana secara optimal. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah pada umumnya dilaksanakan secara monoton yang didomisili oleh ceramah satu arah, guru memerlukan setiap aspek dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran GBPP sebagai satuan-satuan yang berdiri sendiri dan terpisah dari pokok bahasan induknya, padahal sesungguhnya setiap kelompok bahasan dan topik yang dibahas merupakan suatu sistem yang masing-masing aspeknya saling terkait dan mendukung. Akibat cara mengajar seperti itu, banyak ditemukan siswa-siswa yang pasif dalam setiap pembelajaran di kelas, tidak terjadi suasana yang bernuansa kreatif dialog, syarat dengan hapalan tidak ada pengembangan berfikir yang dilakukan guru membosankan, serta adanya pembelajran yang tidak bermakna rote learning. Dari masalah kekurangan populer pelajaran IPS, bertolak belakangnya karakteristik anak dengan karaktteristik bahan pelajaran IPS agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik dan dapat mencapai sasaran, maka diadakan penelitian yang mengatasi segala permasalahan tersebut dengan mencoba salah satu metode yaitu metode kerja kelompok. 2 Metode ini sengaja menjadi bahan penelitian agar guru tidak hanya memakai atau menggunakan metode ceramah saja dalam menyampaikan pelajaran pengetahuan sosial, karena hal ini siswa dilibatkan secara langsung sehingga akan menimbulkan kegiatan belajar dan diharapkan dapat terjadi meningkatkan dalam segi perolehan nilai serta perubahan sikap sesuai dengan fungsi dan tujuan pembelajaran pengetahuan sosial. Berdasarkan latar belakang di atas, maka diadakan penelitian tindakan kelas dengan judul āPENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE KERJA KELOMPOKā. C. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah pokok secara umum, permasalahan penelitian tindakan kelas ini adalah Bagaimana peningkatan interaksi pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran āIlmu Pengetahuan Sosialā sehingga dari adanya peningkatan interaksi siswa dari mata pelajaran tersebut akan meningkatkan hasil belajar siswa. Lebih khususnya rumusan masalah ini sebagai berikut 1. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan metode kerja kelompok? 2. Bagaimana proses pembelajaran siswa dalam mempelajari pelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan menggunakan metode kerja kelompok? 3 3. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran ips setelah menggunakan metode kerja kelompok? D. TUJUAN PENELITIAN Sesuai yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ingin mengetahui bagaimana gambaran interaksi dan reaksi siswa-siswa dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan metode kerja kelompok, sehingga mengarah kepada suasana yang tebih hidup, menyenangkan dan tidak membosankan untuk pelajaran IPS tersebut, serta perubahan sikap yang diharapkan dalam tujuan yang dimaksud adalah 1. Ingin mengetahui keadaan siswa belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan metode kerja kelompok. 2. Ingin mengetahui peningkatan kerjasama antar siswa. 3. Ingin mengetahui hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS setelah menggunakan metode kerja kelompok. E. MANFAAT PENELITIAN Secara umum manfaat penelitian dan kegunaan. Hasil penelitian ini dapat diinformasikan tentang kemajuan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPS pokok bahasan Kenampakan Alam dan Buatan di Indonesia dengan menggunakan metode kerja kelompok. Dengan berbagai rincian manfaat yang dilakukan adalah 1. Bagi Guru Dari penelitian ini, penulis berharap agar pendidik guru, khususnya guru 4 SD di masa mendatang dapat lebih inovatif dalam memanfaatkan media yang ada menumbuhkembangkan minat dan hasil belajar siswa. Dengan mulai tersedianya media hampir di setiap sekolah, guru dapat memanfaatkan kesempatan dan sarana yang ada demi mutu pendidikan. 2. Bagi Siswa Diharapkan juga agar siswa kelas V lebih tertarik dan lebih terpancing untuk lebih giat belajar, khususnya pada materi Ilmu Pengetahuan Sosial, dengan dimanfaatkannya media sebagai media pembelajaran. Hasil belajar siswa pun diharapkan dapat meningkat secara signifikan. 3. Bagi peneliti Dengan melakukan penelitian tindakan kelas dijadikan pengalaman dalam upaya meningkatkan motivasi mengajar yang lebih baik lagi di waktu yang akan datang. F. KLARIFIKASI KONSEP Dalam kajian ini terdapat istilah-istilah yang secara spesifik perlu dijelaskan maknanya dan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul memahami makna yang dimaksud dalam naskah penelitian. Istilah-istilah yang di maksud adalah 1. Hasil belajar siswa Satu misi pengajaran IPS adalah mengembangkan pribadi anak untuk mampu berdiri di atas kaki sendiri, dan mampu bekerja sama dengan pihak lain dan bidang keahlian atau keilmuan lainnya. Murid-murid harus dilatih melakukan 5 proses belajar melalui kekuatan pribadinya secara individual dan dalam bentuk kelompok. Guru sebagai seorang pemimpin harus mengelola proses tadi secara efektif, efisien, dan produktif. Guru harus masang strategi untuk menciptakan situasi dan suasana yang serasi. 2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD Merupakan suatu kelompok ilmu pengetahuan sosial yang masing-masing mempunyai tugas dan bidangnya yaitu geografi, sejarah, ekonomi, politik, sosiologi, antropologi, dan fisikologi, serta kemampuan dan perbaikan intelektial dalam mata pelajaran yang mengkaji seperangkat Peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarga negaraan. 3. Metode kerja kelompok Pada dasarnya metode kerja kelompok adalah suatu aktifitas belajar di mana individu dalam hal ini siswa yang belajar terdapat lebih dari satu orang melalui kerja sama dalam menyelesaikan persoalan dalam menyelesaikan persoalan dalam belajar merupakan wujud pengembangan rasa rasional siswa. Metode kerja kelompok adalah dimana anak didik dalam suatu kelompok dipandang sebagai suatu kesatuan tersendiri untuk mencari atu tujuan pelajaran yang tentu dengan bergotong royong. 6 G. KAJIAN TEORITIS 1. Pendidikan, Belajar, dan Pembelajaran Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan, āPendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.ā Dalam bahasa Inggris istilah pendidikan menggunakan kata āeducationā, yang biasanya dihubungkan dengan pendidikan di sekolah. Kata āeducationā berhubungan dengan kata dari bahasa Latin āeducereā yang berarti āmengeluarkan suatu kemampuanā. Karena itu, pendidikan berarti membimbing untuk mengeluarkan suatu kemampuan yang tersimpan dalam diri anak Sadulloh, 20072. Menurut McLeod yang termaktub dalam buku Psikologi Pendidikan karangan Muhibbin Syah 200810 dinyatakan bahwa pendidikan berarti 7 perbuaatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan. Sedangkan Rupert C. Lodge, dalam buku Metodologi Pengajaran Agama Islam karangan Ahmad Tafsir 20085, menyatakan bahwa dalam pengertian yang luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. Sedangkan dalam arti sempit, ia berpendapat bahwa pendidikan adalah pendidikan yang dilaksanakan di sekolah. Marimba, dalam buku Metodologi Pengajaran Agama Islam karangan Ahmad Tafsir 20085, mendefinisikan pendidikan sebagai bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Belajar merupakan perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Terdapat tiga atribut pokok belajar, yaitu proses, perilaku, dan pengalaman Winataputra, 2005 Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari komponen-komponen berikut tujuan pembelajaran, materi pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, media, sumber belajar, dan evaluasi. Yang menjadi komponen utama dalam pembelajaran adalah tujuan pembelajaran, karena semua komponen lainnya mengacu kepada tujuan pembelajaran. Karena itu, untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran, hal yang harus dirumuskan pertama kali adalah tujuan pembelajaran. Sutikno, 200837 8 2. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki seseorang sebagai akibat proses belajar yang telah ditempuhnya. William Burton dalam skripsi karya Supartini 200811 menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan kemampuan yang dicapai oleh pembelajar/peserta didik. Hasil belajar bukan sekedar penguasaan suatu hasil latihan melainkan adanya perubahan perilaku tahap-demi tahap, baik dalam ranah kognitif, afektif, ataupun psikomotor, yang lambat laun terintegrasi menjadi suatu kepribadian. Seseorang yang telah melakukan proses belajar akan terlihat perubahan dalam salah satu atau beberapa ranah tingkah laku tersebut. Oemar Hamalik dalam skripsi karya Marliani 200923 menyatakan bahwa tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut, yaitu a. Pengetahuan b. Kebiasaan c. Keterampilan d. Apresiasi e. Emosional f. Hubungan sosial g. Jasmani h. Etis atau budi pekerti, dan i. Sikap 9 Hasil belajar anak didik dapat dilihat dengan melakukan kegiatan evaluasi. Evaluasi berguna untuk mengetahui sampai mana pencapaian siswa terhadap suatu tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan evaluasi pendidik juga dapat memperoleh timbal balik yang kemudian digunakan untuk memperbaiki serta mengembangkan proses pembelajaran berikutnya. 3. Metode Pembelajaran Metode secara harfiah berarti ācaraā. Sedangkan metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa dalam upaya mencapai tujuan. Metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional. Koncara, com/2009/09/ Terdapat banyak pilihan metode pembelajaran, antara lain Metode Ceramah, Metode Demonstrasi, Metode Eksperimen Praktikum, Metode Proyek, Metode Diskusi, Metode Widyawisata, Metode Bermain Peran, Metode Tanya Jawab, Metode Latihan, Metode Pameran penampilan, Metode permainan, Metode Cerita/Kisah, Metode Simulasi, Metode Studi Mandiri, Metode Computer Assisted Learning CAL, dan masih banyak lagi. Termasuk salah satunya adalah Metode Kerja Kelompok. 10 4. Metode Belajar Kerja Kelompok Metode kerja kelompok adalah dimana anak didik dalam suatu kelompok dipandang sebagai suatu kesatuan tersendiri untuk mencari atu tujuan pelajaran yang tentu dengan bergotong royong. Sagala, 2003215 Moedjiono, sebagaimana dikutip oleh Sumantri 1999148, menyatakan bahwa kerja kelompok merupakan format belajar yang menitikberatkan kepada interaksi antar anggota guna menyelesaikan tugas belajar secara bersama-sama. Dalam metode kerja kelompok, siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri, ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil. Pembagian kelompok dapat didasarkan pada perbedaan kemampuan belajar, perbedaan minat dan bakat, perbedaan jenis kegiatan, perbedaan wilayah tempat tinggal, ataupun dibuat secara acak. Metode kerja kelompok memiliki beberapa kelebihan, antara lain a. Membiasakan siswa untuk bekerjasama sesuai asas demokrasi. b. Menimbulkan sikap kompetitif yang sehat dan sportif. c. Guru tidak perlu mengawasi proses belajar secara individual, sehingga lebih efisien. d. Melatih siswa untuk hidup dalam lingkungan organisasi. Adapun beberapa kelemahan metode kerja kelompok, antara lain a. Untuk mendapatkan pembagian anggota kelompok yang optimal, guru harus mengeluarkan tenaga ekstra dalam membagi kelompok. b. Guru juga harus sekaligus melatih siswa berorganisasi, karena jika tidak, maka kelompok tidak akan mampu bekerja secara optimal. 11 PRA PENELITIAN ⢠Menentukan permasalahan ⢠Mengumpulkan data awal tentang hasil belajar kognitif dan psikomotorik siswa sebagai studi awal Rencana Tindakan Siklus I Refleksi Observasi Pelaksanan Tindakan Rencana Tindakan Siklus II Refleksi Observasi Pelaksanan Tindakan Rencana Tindakan Siklus III Refleksi Observasi Pelaksanan Tindakan Indikator Tercapai SELESAI Gambar Siklus PTK Kasbollah, 1998/1999 70 12 H. METODE PENELITIAN 1. Motode penelitian Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran. Oleh karena itu metode yang dianggap tepat adalah metode penelitian tindakan kelas action researh class room, yakni studi sistematis yang dilakukan dalam upaya perbaikan praktik-praktik pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta repleksi dari tindakan tersebut. Kasbolah K, 199814 Sedangkan pendekatan kualitatif yaitu suatu penelitian yang mendasarkan dari kepada fakta dan analisis perbandingan, bertujuan untuk memperoleh penemuan yang signifikan secara oprasional sehingga dapat digunakan ketika dilaksanakan kebijakan. Metode Penelitian Tindakan Kelas dalam bahasa aslinya action research class room, yang dilaksanakan di SDN 02 Cadassari bersifat perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran dimaksud adalah perbaikan dalam perbelajran IPS pokok bahasan kenampakan alam dan buatan di wilayah Indonesia. Karena bersifat perbaikan, tentu saja pelaksanaan pembelajraan tidak hanya cukup satu kali saja, melainkan diperlukan berulang-ulang dari siklus yang satu ke siklus berikutnya, sehingga hasil pembelajaaran tersebut dapat optimal. 13 2. Lokasi penelitian dan subjek Kaitan dengan penelitian ini, populasinya ditetapkan 30 peserta didik yang duduk di Kelas V SDN 02 Cadassari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwkarta, dengan rincian laki-laki 17 dan perempuan 13. Agar lebih lengkapnya, dipandang perlu untuk mengungkapkan keseluruhan siswa yang sedang menimba ilmu di SDN 02 Cadassari Tegalwaru ā Purwakarta tempat penelitian, yaitu sebanyak 295 orang peserta didik, terdiri 145 orang siswa laki-laki, dan150 orang perempuan. Lebih jelasnya disimak pada tabel berikut ini TABEL KEADAAN SISWA SDN O2 CADASSARI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 NO KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 1 I 23 28 51 2 II 33 28 61 3 III 27 23 50 4 IV 28 29 57 5 V 17* 13* 30* 6 VI 17 29 46 JUMLAH 145 150 295 Dokumen SDN 02 Cadassari Kecamatan Tegalwaru - Purwakarta 2009/2010 Ket * Siswa kelas V yang dijadikan subjek penelitian. Sumber data penelitian diperolah dari a subjek siswa Kelas V SDN 02 Cadaari kecamatan tegalwaru kabupaten purwakarta, b guru sebagai peneliti. merangkap praktis, guru-guru mitra penelitian yang di laksanakan secara 14 kolaborasi, c kelas sebagai tempat berlangsungya proses pembelajaran, d sarana dan prasarana, e dokumen-dokumen sekilas sebagai penunjang. yang di gunakan dalam penelitian ini adalah ; a lembar wawancara, b lembar observasi, c lembar soal,dcatatan-catatan lapangan, efoto kegiatan penelitian. analisis Secara garis besar, teknik analisis data yang digunakandalam penelitian ini meliputi a pengumpulan data bvaliditas data triangulasi,audi trail, member check, cinterprestasi data. 15 I. SISTEMATIS PENELITIAN Laporan ini diawali dengan Bab Pendahuluan, dan diakhiri dengan Bab Kesimpulan dan Rekomendasi. Secara lengkapnya adalah sebagai berikut Bab 1 merupakan Bab Pendahuluan yang berisikan a latar belakang masalah, b rumusan masalah, c tujuan penelitian, d manfaat penelitian, e klarifikasi konsep, f metode penelitian, g sistematis penelitian. Bab II berisikan kajian teoritik yang berkaitan dengan teori-teori merupakan pembelajaran Pengetahuan Sosial yang menggunakan metode kerja kelompok. Bab III, merupakan metode penelitian yanng berisikan a pendekatan yang digunakan, b menetapkan sumber data dan jenis data, c teknik pengumpulan data, d penetapan instrumen penelitian, dan e analisis data. Bab IV, merupakan pembahasan hasil kajian, dan Bab V berisikan kesimpulan dan rekomendasi. 16 J. AGENDA PENELITIAN No. 1 2 3 4 No. 1 2 3 4 No. 1 2 3 4 Kegiatan Pengajuan proposal Bingbingan Penulisan naskah Bab I Penulisan Bab II Kegiatan Penulisan Naskah Bab I Pengumpulan Bab I Pengolahan Data Kegiatan Penulisan Naskah Bab III Penulisan Bab IV Penulisan Bab V Penyempurnaan Naskah 1 X Agustus 2 3 X X 4 X 1 X X X 2 3 4 X X X 2 3 4 X X X 1 X 2 X 3 X X X 4 1 X X X 2 X 3 4 X X 4 X X 1 X September 2 3 1 X X 17 X X DAFTAR RUJUKAN Departemen Pendidikan Nasional 2004, Kurikulum Berbasis Kompetensi. Departemen Pendidikan Nasional Modul IPS II, Kasbullah 2003. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta Depdiknas. Koncara, Eka L. Artikel Blog; Metode Mengajar/Pembelajaran. http//koncara83. diposting 7 September 2009. Marliani, Linda. 2009. Penerapan Metode Inkuiri dalam Pembelajaran IPA di SD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Cahaya. Skripsi S1 UPI-Purwakarta tidak diterbitkan. Nuraedi 2007. Penelitian Bandung Kasbuloh, Kasihani. 1989/1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Depdikbud Dirjen Perguaruan Tinggio Proyek PGSD. Republik Indonesia. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Riyanto Yatim 2001. Metedologi Penelitian. SurabayaSIC Sadulloh, U., Robandi, B., Muharam, A. 2007. Pedagogik. Cipta Utama. Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung Alfabeta.. Sumantri, M. dan Permana, J. 1998/1999. Strategi Belajar Mengajar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Supartini. 2008. Hubungan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa di SMK Al-Hidayah 1 Jakarta Selatan. Skripsi Sarjana Pendidikan STKIP Purnama Jakarta Tidak diterbitkan. Sutikno, M. S. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung Prospect. Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada. Winataputra, Udin S. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Universitas Terbuka 18
Permasalahan penelitian ini berawal dari perolehan hasil belajar tematik siswa kelas 4 SD Kanaan Ungaran pada muatan Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan PKn masih kurang memuaskan. Rerata hasil belajar Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan PKn berturut-turut baru mencapai 61, 65, 57, dan 57. Rerata hasil belajar tersebut berdampak pada rendahnya pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM berturut-turut baru mencapai 35%, 40%, 20%, dan 15% n=20. Berdasarkan permasalahan tersebut akan dilakukan upaya perbaikan pembelajaran agar hasil belajar dan capaian KKM dapat ditingkatkan melalui penelitian tindakan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK model Stringer yang dilakukan dalam dua siklus, masing-masing siklus mencakup tindakan look, think, dan act. Instrumen pengumpulan data menggunakan soal tes dan lembar observasi. Soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dan lembar observasi untuk memastikan keterlaksanaan model pembelajarannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Inquiry Learning dapat meningkatkan hasil belajar tematik siswa kelas 4 SD Kanaan Ungaran, kecuali muatan matapelajaran IPA pada Siklus II. Temuan ini didasarkan data bahwa terjadi peningkatan persentase terhadap peningkatan rerata hasil belajar pada muatan Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan PKn dari kondisi awal ke Siklus I berturut-turut 6,6%; 6,2%; 10,5%; dan 19,3% serta dari Siklus I ke II sebesar 20,0%; -4,3%; 22,2% dan 13,2%. Dilihat dari pencapaian KKM terlihat bahwa ada peningkatan persentase pencapaian KKM kecuali muatan matapelajaran IPS Siklus I dari kondisi awal ke Siklus I berturut-turut 0,0%; 225%; -37,5%; dan 166,7% serta dari Siklus I ke II sebesar 142,9%; 23,1%; 200%; dan 100%. Berdasarkan temuan bahwa secara umum model pembelajaran Inquiry Learning dapat meningkatkan hasil belajar, maka disarankan dalam pembelajaran siswa kelas 4 SD Kanaan model pembelajaran Inquiry Learning. To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the author.... Seorang pendidik itu sangat penting dalam mendorong dan memotivasi siswa agar bersikap lebih baik dengan menciptakan pengalaman belajar di dalam kelas yang dapat menyenangkan dan pendidik juga harus mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan di ajarkan di kelas supaya materi yang telah disusun dapat terealisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun permasalah yang melatarbelakangi penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti, 2018 yaitu dalam pembelajaran IPS, guru masih cenderung menggunakan model yang kurang tepat dalam proses pembelajaran dan pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru. ...... Model pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam membuat pertanyaanpertanyaan untuk melakukan investigasi sebagai upaya membangun pengetahuan baru. Widyastuti, 2018. Inkuiri secara umum merupakan sebuah model yang dapat dikombinasikan dengan model lainnya dalam sebuah pembelajaran. ...... Investigasi dapat berupa kegiatan di laboratorium atau kegiatan lainnya dalam mengumpulkan informasi. Proses yang dilakukan meliputi pengumpulan informasi, mengembangkan pengetahuan yang mendalam tentang apa yang sedang di investigasi atau diselidiki Widyastuti, 2018. ... Juliaster MarbunPasca dimulainya pembelajaran tatap muka terbatas yang dilaksanakan oleh sekolah-sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan membuat kami perlu melihat situasi dilapangan, secara khusus yang ingin kami observasi adalah kemampuan literasi dan numerasi peserta didik. Adapun lokasi yang menjadi tempat observasi kami yaitu di Yayasan Perguruan SMP Teladan Sumatera Utara. Berdasarkan observasi yang telah kami lakukan bahwa kemampuan literasi dan numerasi peserta didik pasca dimulainya pertemuan tatap muka disekolah dapat dikategorikan rendah. Langkah awal yang kami lakukan adalah menghidupkan kembali perpustakaan dengan melakukan pembenahan perpusatakaan, dimulai dengan membersihkan ruangan perpustakaan, menyusun buku-buku dan mengelompokkan buku-buku baik buku sebagai bahan pelajaran maupun buku-buku cerita yang dapat menambah wawasan peserta didik -peserta didik di SMP Teladan Sumatera Utara, mengatur jadwal kunjungan ke perpustakaan. Berbagai jenis kegiatan positif yang kami lakukan sangat terasa dampaknya bagi sekolah teladan sumatera utara. Antusiame dari peserta didik dalam mengujungi serta belajar diperpustakaan membuat sistuasi pembelajaran disekolah tersebut menajdi berharap kepada pihak sekolah untuk senantiasa merawat perpustakaan, menjaga kebersihan lingkungan sekolah, mengajak peserta didik untuk tetap meningkatkan literasi dan numerasi dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku serta Menghindari hal ā hal dan kegiatan yang mengarah pada hal negatif yang dapat merusak peserta didik Harum PratiwiGuesa MaiwindaJepri NaldiRina AsyatiPermasalahan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas V yang masih rendah dan mengenai guru yang kurang mengkontruksi pemikiran siswa serta kurang melibatkan siswa dalam menemukan konsep. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan dan peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan Pendekatan Inquiry Based Learning pada siswa kelas V SD Negeri 17 Batipuah Baruah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 17 Batipuah Baruah, penelitian ini dilaksanakan 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini mengalami peningkatan hasil RPP siklus I rata ā rata 72,5% C siklus II rata-rata 86,25 B, aspek guru siklus I nilai rata-rata 78,13 B siklus II nilai rata-rata 85,94 % B, aspek siswa siklus I nilai rata-rata 78,12% B siklus II nilai rata-rata 85,94% B,penilaian hasil belajar siswa siklus I dengan nilai rata ā rata 69,79 % C dan pada siklus II dengan nilai rata ā rata 84,59% B. Dapat disimpulkan penggunaan pendekatan Inquiry Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Septianing Wardanti Mawardi MawardiPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja guru kelas dalam melakukan pembelajaran tematik terpadu berbasis lingkungan di SD Negeri Candigaron 01 Sumowono. Jenis penelitian ini adalah penelitian Evaluatif. Dalam penelitian ini digunakan model dari Charlotte Danielson yang mengevaluasi kinerja guru mencakup 4 domain 1 Perencanaan dan Persiapan Pembelajaran, 2 Pengelolaan Kelas, 3 Proses pembelajaran, dan 4 Tanggung Jawab Profesional. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan studi dokumen, wawancara dan observasi. Uji validitas data data dilakukan dengan teknik triangulasi dan sumber. Hasil penelitian 1 Kinerja guru dalam melakukan pembelajaran tematik berbasis lingkungan pada domain 1 perencanaan dan persiapan pembelajaran berada pada kategori Sangat Baik dengan ketercapaian persentase 82%. 2 Pada dolain 2 Pengelolaan Kelas juga berada pada kategori Sangat Baik dengan ketercapaian presentase 80%. 3 pada domain 3 Proses Pembelajaran berada pada kategori Baik dengan tingkat ketercapaian presentase 67%, dan 4 pada domain 4 Tanggung Jawab Profesional berada pada kategori Baik dengan presentase 71%. Hasil Evaluasi kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran tematik berbasis lingkungan di SD Negeri Candigaron 01 berdasarkan 4 domain menurut teori Charlotte Danielson masuk dalam kategori baik dengan tingkat ketercapaian sebesar 75%. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan kepala sekolah untuk memotivasi dan merefleksi guru-guru di SD Negeri Candigaron 01 dalam melaksanakan pembelajaran berbasis lingkungan dan untuk peneliti selanjutnya Penelitian mengenai evaluasi kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis lingkungan di setiap jenjang pendidikan dengan menerapkan model Charlotte Danielsonmasih perlu Batu SumbungHotmaulina SihotangUntuk mencapai hasil yang optimal dalam sebuah manajemen sekolah maka seorang kepala sekolah harus memiliki kemampuan mengelola tenaga pendidik dan kependidikaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perencanaan, rekrutmen, pembinaan dan pengembangan, promosi dan mutasi, pemberhentian, dan kompensasi serta penghargaan kepada tenaga kependidikan di SMA Kristen Barana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, metode observasi, dan analisis deskriptif. Data diperoleh dari regulasi, literatur dan wawancara mendalam dengan pihak manajemen sekolah SMA Kristen Barana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMA Kristen Barana telah menunjukkan bahwa sekolah telah merencanakan sumber daya manusia yaitu tenaga pendidik sesuai dengan kebutuhan dan tujuan sekolah. Pelatihan dan pengembangan kompetensi guru dan juga staf telah dan akan selalu menjadi program sekolah yang harus dilaksanakan. Sekolah tidak pernah memberhentikan pendidik dan staf. Oleh karena itu sebagai rekomendasi kepada semua pihak, sekolah negeri atau swasta hendaknya kompetensi tenaga kependidikan lebih ditingkatkan, agar pendidikan di Indonesia semakin mencapai tujuan pendidikan nasional yang 'AiniRisdoyok RisdoyokJunaidi JunaidiPermasalahan dalam penelitian ini adalah kurang baiknya Kinerja Guru PAI SD se Kota Padang Panjang sehingga mengakibatkan belum terpenuhinya tugas pokok dan fungsi guru PAI SD se Kota Padang Panjang. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengungkapkan berapa besar kontribusi Pengalaman Mengajar dan Keterampilan Mengajar Terhadap Kinerja Guru PAI SD se Kota Padang yang digunakan dalam Penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah terungkapnya 1 Terdapatnya Kontribusi Pengalaman Mengajar terhadap Kinerja Guru PAI SD se Kota Padang Panjang, adapun besarnya Kontribusi Pengalaman Mengajar terhadap Kinerja Guru PAI SD se Kota Padang Panjang adalah dengan koefisien determinasi sebesar atau 26,73 % 2 terdapat Kontribusi Keterampilan Mengajar Terhadap Kinerja Guru PAI SD se Kota Padang Panjang, Kinerja Guru PAI SD se Kota Padang Panjang ditentukan oleh Keterampilan Mengajar adalah dengan koefisien determinasi sebesar atau %. 3 Kontribusi Pengalaman Mengajar dan Keterampilan Mengajar secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru PAI SD se Kota Padang Panjang, dan Kinerja Guru PAI SD se Kota Padang Panjang ditentukan oleh Pengalaman Mengajar dan Keterampilan Mengajar secara bersama-sama adalah dengan koefisien determinasi sebesar atau Melianni SibagariangAsnita Hasibuan Patri Janson SilabanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model Explicit Instruction pada Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan di kelas V SD Negeri 106144 Sei Mencirim. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjeknya yaitu peserta didik kelas V SD Negeri 106144 Sei Mencirim yang berjumlah 22 siswa yaitu 9 laki-laki dan 13 perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, dokumentasi, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Pada pretest tes awal siswa yang tuntas 27% dan tidak tuntas 73%, dengan nilai rata-rata 56. Pada post-test siklus I meningkat menjadi 64% yang tuntas, sedangkan yang tidak tuntas 36%, dengan nilai rata-rata 70. Pada post-test siklus II meningkat menjadi 82% yang tuntas, sedangkan yang tidak tuntas 18% , dengan nilai rata-rata 81. Selanjutnya, skor dari hasil observasi kegiatan guru pada siklus I dan meningkat pada siklus II yaitu nilai 78 baik meningkat menjadi nilai 85 sangat baik dan skor observasi kegiatan siswa pada siklus I dengan nilai 65 cukup meningkat pada siklus II dengan nilai 84 baik.Ririn HendrawatiHenny Dewi KoeswantiElvira Hosein RadiaPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah penerapan model pembelajaran Inquiry dan mengetahui peningkatan hasil belajar tema 7 muatan IPS, Bahasa Indonesia dan IPA pada siswa kelas 5 di SDN Cebongan 01 Salatiga. Jenis penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas PTK. Teknik pengumpulan data yaitu observasi dan tes hasil belajar. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah lembar observasi dan soal-soal tes yang kemudian dianalisis dengan cara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan persentase rata-rata hasil belajar. Hal ini ditunjukan dengan peningkatan hasil belajar siswa dari prasiklus yang hanya 8 siswa meningkat menjadi 14 siswa tuntas dengan rata-rata 72 pada siklus I. Pada siklus II siswa yang mencapai KKM mencapai 17 orang dengan rata-rata 78,28. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar tema 7 muatan IPS, Bahasa Indonesia dan IPA pada siswa kelas 5 di SD Negeri Cebongan 01 has not been able to resolve any references for this publication.
proposal ptk ips kelas 4